Selasa, 03 Juli 2012

SEBAGAI BAHAN RENUNGAN UNTUK SEMUA PECINTA ALAM YANG ADA DI DUNIA


Prikaz svih 4 unosa.

SEKEDAR RENUNGAN
BUAT KITA “PECINTA ALAM”

Di pagi yang cerah,di sebuah hutan lebat dimana kemurnian dan keindahan masih sangat terasa,sekelompok monyet terlihat ramai,Ada yang sibuk mencari makan,ada yang bermain-main,ada induk yang sedang mencari kutu di badan anaknya,di antara kelompok monyet ada seekor induk yang sedang melatih anaknya,melatih bagaimana melompat yang baik,bagaimana mencari makan,intinya melatih anaknya untuk bisa bertahan hidup di dalam hutan.Si induk berharap kelak jika si monyet kecil sudah besar akan bisa menjadi monyet dewasa yang tangguh,yang bisa menguasai medan dan bertahan hidup di dalam ganasnya alam.
Sementara itu tak jauh dari situ ada beberapa kelompok manusia yang ramai beraktifitas,mereka menggunakan seragam yang bertuliskan “PECINTA ALAM”,Ternyata mereka sedang sibuk “latihan”,tapi tentunya latihan yang “agak berbeda” dengan “si induk monyet yang melatih anaknya”.kebetulan saat itu ada beberapa kelompok yang mengadakan kegiatan di situ,macam-macam nama kegiatanya,ada yang menamakan Diklat SAR,Diksar,DikDas,Gladi dan sebagainya,tapi kalo tidak salah inti dari kegiatan itu sama,dengan kegiatan-kegiatan itu mereka berusaha mempersiapkan orang-orang yang nantinya akan disebut PECINTA ALAM!
Orang-orang yang diharapkan akan menjadi orang tangguh yang MenCintai Alam tentunya.
Tanpa terasa waktu terus berjalan,Monyet-monyet kecil tumbuh menjadi monyet dewasa yang kuat dan tangguh hasil didikan induknya,begitu pula para “Pecinta Alam”,banyak pula bermunculan orang-orang kuat dan tangguh hasil didikan para seniornya,Orang-orang yang katanya sanggup bertahan dalam ganasnya alam,bahkan ada yang katanya bisa “Menaklukan” alam…Hebat !
Hingga suatu saat datang bencana kekeringan,kebakaran hutan,penebangan liar terjadi dimana-mana.Monyet-monyet kalang kabut..mereka hanya bisa teriak-teriak dan akhirnya lari mencari tempat baru yang aman untuk bisa bertahan hidup “tanpa mempedulikan tempat sebelumnya.Adalah wajar karena mereka hanyalah “Kelompok monyet” yang hanya punya “insting” untuk bertahan hidup…bukan seperti kita makhluk yang diKaruniai akal dan pikiran yang sempurna,Dan sangat bisa dimengerti jika “ketangguhan” mereka tidak bisa menanggulangi atau mencegah terjadinya bencana.Tapi kemana perginya orang-orang yang tadi di didik di alam untuk menjadi kuat dan tangguh? kemana mereka yang menyebut dirinya “Pecinta Alam’?dimana mereka saat alam yang katanya mereka cintai terancam keselamatanya?Cinta yang bagaimana yang mereka maksud?Cinta seperti apa yang mereka tanamkan bila saat terjadi kerusakan alam tidak banyak “pecinta Alam” yang peduli??kalaupun ada tidak sebanyak sat mereka berExpedisi,Climbing party,Orienteering,Pendakian massal,kebut gunung,Camping,OffRoad dan sebagainya.kenapa mereka kurang peduli atau bahkan lebih parah lagi…MERUSAK!saat alam yang jelas-jelas menjadi tempat kegiatanya tersakiti?kemana para pecinta Alam saat “habitatnya” di rusak?kalaupun mereka peduli kebanyakan hanya sekedar “teori” seperti mengadakan seminar-seminar,sarasehan-sarasehan tanpa praktek dan tindakan yang pasti.Ibarat kita mencintai seseorang,orang yang kita cintai pasti akan sakit hati kalau dia hanya kita jadikan sebagai “Obyek petualangan”,tanpa kita peduli saat dia tersakiti dan butuh perlindungan.Untuk terciptanya sebuah hubungan yang baik,apapun jenis hubungan itu akan sangat sulit jika tanpa didasari dengan kepedulian dan kepekaan yang tinggi,begitu pula alam,semakin kita peduli dengan alam semakin banyak pula misteri-misteri kehidupan yang akan terkuak,bagi PECINTA ALAM SEJATI “Bersanding” dengan alam akan selalu memberikan nilai yang lebih baik terhadap dirinya sendiri maupun orang laen,dan penghayatanya dengan alam sebagai sumber inspirasi yang tak pernah putus-putusnya akan membentuk sikap saling peduli yang mampu menciptakan keharmonisan bagi semua makhluk hidup.Tapi tentunya semua itu bisa terjadi bila kita “Benar-benar mencintai”,bukan mengaku mencintai tapi sebenarnya malah “mencabuli”,bukan mencintai hanya dengan modal “banyak Teori”.karena mencintai adalah menjaga dan melindungi dengan kasih sayang..bukan “menjelajahi”…bukan pula “Menaklukkan”.Kita harus belajar mencintai…belajar dan mencari tahu apa sebenarnya “Arti mencintai”,karena kalau kita sampai salah mengartikan apa arti sebenarnya mencintai,kita hanya akan menjadi PECINTA ALAM IMITASI!Pecinta alam yang di didik kuat dan tangguh di alam tapi hanya menjadi pembicara dalam sarasehan…hanya bisa cuap-cuap dalam seminar-seminar…hanya menjadi penjelajah,Petualang atau lebih serem lagi hanya bangga menjadi “Penakluk”.pecinta alam yang kebangganya menaklukan alam bukan menyelamatkan alam…padahal kita tidak akan pernah bisa menaklukan alam,kta hanya bisa bersahabat dengan alam…persahabatan yang penuh cinta antara manusia dengan alamlah yang akan “menyelamatkan keduanya”.
Sekali lagi adalah wajar jika kelompok monyet hanya bisa kabur mencari tempat lain untuk “cari selamat” karena mereka adalah hewan dengan keterbatasan akal dan pikiran…dan mereka TIDAK PERNAH MENYEBUT DIRINYA “PECINTA ALAM”,Mereka hanya tahu hidup,makan,berkembang biak dan bertahan di alam,Tapi bagaimana dengan kita manusia?manusia yang dengan lantang menyebut dirinya “Pecinta Alam”?manusia yang di didik untuk di persiapkan menjadi kuat dan tangguh di alam?Kita di didik menjadi kuat dan tangguh bukan sekedar untuk dapat hidup dan bertahan di alam bukan?untuk apa kita menjadi kuat dan tangguh kalau tidak bisa digunakan untuk menJAGA dan meLINDUNGI alam yang katanya kita cintai?bagaimana kita bisa bangga memakai Atribut pecinta alam kalau sebagai “Pecinta alam” kita tidak bisa menjaga dan melindungi alam yang katanya kita cintai?bahkan lebih parah lagi kalau sebagai “pecinta alam” kita hanya diam dan tidak peduli saat alam tersakiti?lalu….”Apa bedanya kita dengan monyet-monyet tangguh hasil didikan si induk monyet tadi???TIDAK ADA!
Jadi kalau kita ikut pelatihan-pelatihan kePECINTA ALAMan hanya ingin menjadi kuat dan tangguh demi menjaga dan melindungi diri sendiri atau lebih parah lagi hanya untuk gagah-gagahan atau kepuasan pribadi sementara tidak pernah peduli dan berdiam diri saat alam tersakiti………….
JANGAN PERNAH MENYEBUT DIRI KITA PECINTA ALAM…..karena kita hanya tidak lebih dari sekedar PECUNDANG ALAM kalo kita tidak tahu apa arti sebenarnya PECINTA ALAM…PECINTA ALAM SEJATI……

*CATATAN SEDERHANA ini dibuat berdasarkan pengamatan, pengalaman dan pengamalan saya sendiri.

* CATATAN SEDERHANA ini dibuat berdasarkan KENYATAN-KENYATAN PAHIT DI LAPANGAN (YANG TENTUNYA MASIH SANGAT BISA UNTUK DI BUAT MANIS ), yang mungkin terjadi di gunung-gunung seluruh Nusantara tercinta… yang pernah terjadi di gunung LUWU TERCINTA

* CATATAN SEDERHANA ini dibuat sekedar untuk renungan bersama…untuk belajar mencari tahu apa sebenarnya mencinta alam…bersama-sama mencari tahu apa arti sebenarnya PECINTA ALAM…..TANPA BERMAKSUD MENDESKREDITKAN DAN MEMOJOKAN PIHAK-PIHAK TERTENTU….

*CATATAN SEDERHANA ini dibuat tanpa ada maksud buruk di dalamnya KARENA CATATAN INI DIBUAT BERDASARKAN CINTA…BRAVO PECINTA ALAM INDONESIA ! !

*CATATAN SEDERHANA ini dibuat untuk renungan kita bersama dan para PECINTA ALAM khususnya karena sudah banyak bencana alam akibat ulah manusia.....MARI KITA SADAR DIRI BERSAMA-SAMA....
LONGSOR di BATTANG  PALOPO yang banyak memakan korban jiwa.....ujian...cobaan...pelajaran...atau hukuman?APAPUN ITU HANYA TUHAN YANG TAHU....YANG JELAS2 BISA KITA AMBIL HANYALAH HIKMAH UNTUK TINDAKAN SELANJUTNYA.a

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Pasang Iklan Anda Disini

Adsense Indonesia

Copyright © 2012. EXPA INDONESIA - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Bamz