Selasa, 03 Juli 2012

PERJALANAN DARI POS 0 DUSUN KARANGAN MENUJU PUNCAK RANTE MARIO (LATIMOJONG)

Minggu 17 juni 2012 pukul 05.30, kami packing dan menyimpan sebagian barang bawaan kami di Base Camp (tempat kami menginap). Hanya perlengkapan tidur dan logistic secukupnya yang kami bawa untuk mendaki. Mengingat medan yang ingin kami lalui semakin sulit. Jadi kami harus mengurangi beban yang ingin kami bawa. Sebelum kami meninggalkan Base Camp, kami berpamitan sama kepala dusun Karangan terlebih dahulu.
Pukul 07.30, kami langsung bergegas meninggalkan pos 0/ dusun Karangan. Dalam perjalanan, kami disuguhi pemandangan pohon copi yang berdiri tegak di sepanjang perjalan kami. Selain itu juga, kami dimanjakan dengan pemandangan alam lainnya yang sangat mempesona dari ketinggian. Jalan yang kami lalui ini penuh dengan tanjakan dan penurunan. Sebelum kami tiba di pos 1. Kami harus melewati tanjakan dengan kemiringan 700-750. Kami harus berjalan merayap untuk sampai di pos 1. Pukul 09.07 kami tiba di pos 1 dengan bermandian keringat.
Perjalanan kami lanjutkan, jalur yang kami lalui sudah mulai berubah. Yang tadinya di penuhi hamparan kebun copi. Kini tampak terlihat hutan rimbun yang sangat alami. Kami harus berhati-hati melangkahkan kaki kami. Karena sedikit kecorobohan bisa membuat kita terperosot kejurang yang tingginya mencapai ± 100 m. Dengan suara kicauan burung yang terdengar ditelinga, membuat kami tambah semangat. 30 menit berlalu, jalan mulai menurun. Suara air sudah terdengar dari kejahuan. Langkah kaki pun semakin cepat. Tak sabar rasanya ingin cepat tiba di pos II.
Apabila suara air semakin keras, itu menandakan pos II sudah dekat.
Pukul 10.05, kami tiba di pos II. Dari informasi yang kami dapat dari masyarakat dan teman-teman yang sudah pernah kepuncak Rante Mario. Mengatakan bahwa, setelah pos II, kita akan sulit untuk mendapatkan air bersih lagi. Terpaksa kami memutuskan untuk berhenti dan mengisi tenaga (makan) sambil menikmati pemandangan yang sulit di jumpai di daerah perkotaan.
Maklum saja, dari kami berempat ini. Belum ada satu pun yang pernah ke puncak Rante Mario.
Di pos II juga biasa di jadikan Camp penginapan.
                Cuaca mulai berubah-ubah. Kadang mendung diselimuti kabut, kadang pula cerah. Jam tangan yang saya kenakan menunjukkan pukul 11.20, kami pun bergegas kembali melanjutkan perjalanan. Kami  langsung dihadang jalan yang sangat terjal dengan kemiringan mencapai ± 750-800. Kami harus membantu langkah kami dengan berpegangan pada akar-akar pohon dan berhati-hati memili pijakan yang tepat. Karena, banyak bebatuan kecil yang sewaktu-waktu bisa jatuh dan mengenai teman kita dibawah. Canda ria dari teman-teman mengiringi perjalanan kami. Akhirnya, pada pukul 12.00 kami tiba di pos III dengan ketinggian ± 1940 MDPL .
                Dengan kondisi fisik yang tersisa,  perlahan-lahan Kaki kami terus melangkah. Suara canda mulai hilang. Oksigen semakin menipis ditambah lagi kondisi jalan yang terus menanjak. Beberapa kali, kami harus berhenti ditengah perjalanan untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaga. Mata kami tak henti-hentinya melihati hamparan lumut di sepanjang perjalanan. Setelah kami menempuh perjalanan selama ± 1 jam. Akhirnya kami tiba di pos IV dengan ketinggian ± 2475 MDPL. Di pos IV ini dan pos sebelumnya tidak terdapat sumber air bersih.
                Terpaksa kami kembali melanjutkan langkah kami menuju pos selanjutnya. Kondisi kami semakin tidak terkontrol lagi. Suara canda sudah tidak terdengar hanya suara hembusan angin saja yang terdengar ditelinga. Medannya pun tak jauh berbedah dari sebelumnya. Dengan langkah kaki yang semakin melambat. pukul 14.45 kami tiba di pos V dengan ketinggian ± 2678 MDPL.  Di pos ini juga terdapat sumber mata air yang jaraknya ± 100 m dari Camp. Mengingat kondisi kami sudah kelelahan, dengan penuh pertimbangan kami memutuskan untuk mendirikan Camp disni.
Disini kami membagi tugas 2 orang mendirikan tenda, dan 2 lainnya menyiapkan santap malam. Dikarenakan suhu dibawah batas normal untuk wilayah Indonesia. Jadi kami harus bergerak cepat sebelum matahari terbenam.
                Senin, 18 juni 2012. Pukul 05.51 kami kembali menyiapkan menu sarapan pagi dan secangkir copi untuk menghangatkan badan. Setelah itu, kami langsung packing. Dan bersiap-siap menuju pos berikutnya. Pukul 08.40 kami sudah meninggalkan pos V. medan yang kami lalui hamper sama dengan pos II menuju pos III. Hanya saja tekstur jalannya padat dan berbatu. Kurang dari se-jam tepatnya pukul 09.20, kami tiba di pos VI dengan ketinggian 2690 MDPL. Disini kami berhenti sekitar 20 menit untuk melengkapi data perjalanan kami sembari mengumpulkan tenaga sambil menikmati pemandangan disekeliling kami.
                Pukul 09.40, kami kembali melanjutkan perjalanan. Medan yang kami lalui masih dipenuhi dengan tanjakan. Ditengah perjalanan, sudah mulai terlihat dari kejahuan puncak-puncak tertinggi di gunung Latimojong. Kami pun tidak menyia-nyiakan pemandangan yang sangat mempesona ini dengan berfoto di ketinggian hamper 3000 MDPL. Pukul 10.45 kami sampai di pos VII dengan ketinggian ± 3100 MDPL. Di pos ini juga terdapat sumber mata air yang sangat jernih. Jaraknya ± 50 m dari tempat Camp. Ditempat ini kami kembali mendirikan tenda untuk Camp sebentar malam.  Pukul 11.10, kami bersiap-siap untuk menuju Tranggulasi.
                Pukul 11.20, kami bergerak meninggalkan pos VII menuju Tranggulasi. Barang yang kami bawa hanya perlengkapan dokumentasi dan jas huja saja. Jadi, langkah kami tidak terlalu sulit. Di tambah lagi medan yang kami lalui berpariasi. Dan tanjakannya tidak terlalu terjal. Disepanjang perjalanan kami menuju Tranggulasi terlihat pemandangan yang sangat mempesona. Tampak pemandangan pohon-pohon yang berdaun kerdil diselimuti kabut. Membuat kami semakin tak sabar untuk menginjakkan kaki kami di Puncak rantemario. Karena banyak jalur yang bercabang-cabang, kami sempat kebingungan di tambah lagi kabut tebal menyelimuti kami yang membuat jarak pandang kami semakin sempit. Kami hanya mengikuti tanda bebatuan yang di susun menyerupai piramida dan string yang diikatkan di ranting-ranting pohon. Pada pukul 13.10 kami menginjakkan kaki kami untuk pertama kalinya di puncak Rantemario dengan ketinggian ± 3360 MDPL  yang merupakan puncak tertinggi di pegunungan latimojong Sulawesi selatan. Luapan kegembiraan pun terpancar dari wajah kami.
                                Senin, 18 Juni 2012. Puncak Rante Mario Pegunungan Latimojong
               
lihat foto-foto lainnya disini



0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Pasang Iklan Anda Disini

Adsense Indonesia

Copyright © 2012. EXPA INDONESIA - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Bamz